AYAT AYAT LARANGAN BERBUAT BID’AH

 

diambil dari faedah kajian:

📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat Ketiga | BAB 18 (Larangan Berbuat Bid’ah dan Perkara yang Diada-adakan)

👤 K.H. Ahmad Zainuddin Al Banjary hafizhahullah

📅 Rabu, 2 Dzulqaidah 1443 H / 1 Juni 2022

🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

Q. S. An-Nisa (4) : 59

 

فإن تناز عتم في شيء فردو ه إلى الله و الرسول

 

Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul

 

-Makna ayat ini: kalian bertengkar, berselisih (تنزعتم) tentang sesuatu (dari perkara agama), maka kembalikan kepada Allah dan RasulNya kata imam mujahid yaitu mengembalikan kepada alquran dan as-sunnah. Maksud as sunnah bertanya kepada Rasulullah pada saat beliau masih hidup atau menjalankan atau mempelajari syariat-syariat yang beliau sampaikan sepeninggal beliau.

 

-Hubungan ayat dgn bab: larangan berbuat bidah atau perkara yang diada-adakan, maka jika terjadi perselisihan dari kaum muslimin, maka kembalikan kepada alquran dan hadits. Salah satu hal umyang sangat identik dengan bidah ialah, perbuatannya baru dan belum ada dizaman nabi dan sahabat berkaitan dengan perkara agama serta bukan dari syariat islam.

 

-Sebab turunnya ayat turun: pada cerita sebuah pasukan yang disebut sariyah (pasukan yang diutus oleh rasulullah, namun beliau sendiri tidak ikutserta dalam perang tersebut) yang dipimpin oleh abdullah bin khuzafah, kemudian beliau memerintahkan untk mencari kayu bakar saat dalam perjalanan untuk dibakar. Maka beliau berkata kepada pasukannya, “bukankan kalian disuruh untuk mentaati aku? masuklah kedalam api tersebut”, lalu ada seorang pemuda yang berkata,” janganlah kalian masuk dulu, kita berikan kepada Rasulullah untuk tidak masuk kedalam neraka, kecuali jika Rasulullah memerintahkannya. Lalu mereka pulang dan menemui Rasulullah dan menanyakan hal ini kepada rasulullah, kemudian rasulullah menjawab, jika kalian masuk kedalam api tersebut (mengikuti perintah pimpinannya) maka kalian tidak akan keluar dari api tersebut selamanya sampai hari kiamat, sesungguhnya ketaatan hanyalah kepada hal yang ma’ruf.

 

Faedah ayat:

1. kaidah untuk taat kepada makhluk, yaitu taat hanya kepada hal yang baik.

 

2. Tafsir dari imam Ibnu Katsir mengomentari ayat ini bahwa lebih banyak lagi faedah yang terdapat dalam pembahasan taat kepada pemimpin, dan beliau banyak mengemukakan hadits-hadits yaitu:

-Hadits riwayat Bukhari Muslim dari ibadah bin shamit: rasulullah membaiat kami untuk mendengar dan taat kepada pemimpin. Taatlah walaupun sulit. Dan ini adalah salah satu akidah seorang muslim serta pembeda dakwah sunnah dengan dakwal lain-lainnya, untuk mendengar dan taat kepada , kecuali kalian melihat pemimpin nya melakukan kekufuran yang jelas.

-Hadits riwayat Bukhari : dengarlah dan taatilah, walaupun pemimpin kalian adalah budak berkulit hitam, dari negeri eutopia seakan akan kepalanya rambut-rambut yang kecil (kribo). pelajaran dari hadits ini walaupun pemimpin kita dari kalangan yang rendah, maka tetap kita harus dengar dan taat.

-Hadits riwayat muslim: Nabi Muhammad mewasiatkan kedala abu Hurairah untuk mendengar dan taat kepada pemimpin meskipun berkulit hitam dan cacat dari eutopia.

 

3. jika seorang pemimpin memerintahkan kepada seorang ‘alim untuk tidak berfatwa, maka haram utk berfatwa. Walaupun pemimpinnya dzolim.

 

4. Kata sahl bin Abdillah, taati pemimpin dalam tujuh perkara:

•Pengumpulan uang, emas, dan perak
•penentuan takaran dan timbangan
•penetuan hukum-hukum
•penentuan haji
•penentua shalat jumat
•penentua Shalat id
•penentuan Jihad

 

4. Kata ” ٱولي الأمر ” (para ulama), namun pendapat yang lebih dikuatkan untuk pengertiannya adalah para ulama dan para penguasa, berdasarkan hadits riwayat bukhari muslim.

 

5. Imam Ibnu Katsir mengomentari tentang “kembali kepada Allah dan rasulullah”, yaitu ini adalah perintah dari Allah setiap yg bersillisih maka kembalilah kepada alquran dan sunnah, dan ajakan kepada alquran dan sunnah dengan pemaham yang benar, maka itu adalah ajakan qur’ani.

 

6. Mengembalikan perselisihan kepada alquran dan sunnah itu tanda iman

 

7. mengembalikan perselisihan kepada alquran dan sunnah, maka akan mendapat solusi yang paling baik dan berkah

الكاتب
العبد الفقير إلى الله

 

Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab