CONTOHKAN KEBAIKAN
diambil dari faedah kajian:
📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat kedua | BAB 19 (Memberi Contoh dalam Kebaikan)
👤 Ustaz Muhammad Mukhlashiin Aziiz hafizhahullah
📅 Selasa, 15 Dzulqaidah 1443 H / 14 Juni 2022
🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
Sunnah hasanah maksudnya, yaitu sunah yang telah disyariatkan oleh nabi, baik perkataan, perbuatan, keputusan, dan lainnya. Barangsiapa yang mempopulerkan atau mengajarkan hal tersebut maka dia telah memperkenalkan sunah hasanah, maka sampai hari kiamat dia akan terus mendapatkan pahala jariyah yang terus mengalir karna amal perbuatannya tadi. Namun sebaliknya, barangsiapa yang mempopulerkan atau mengajarkan perbuatan-perbuatan yang mengada-ada dalam syariat agama, maka di memperkenalkan sunah sayyiah, yang mana akan menanggung dosanya yang terus mengalir sampai hari kiamat.
Yang kedua, maksud dari sunah hasanah yaitu membuat atau mencontohkan kebiasan yang baik dan sesuai syariat agama Islam, maka dia juga terhitung sebagai pahala jariyah, akan tetapi jika sesuatu yang dikatakan “baik” tersebut, namun bertentangan dengan syariat islam, maka itu tidak diperbolehkan dan jika ia membuat atau menjadikan hal tersebut kebiasan di kalangan umat manusia, maka ia akan mendapat dosa yang dosanya terus mengalir sampai hari kiamat.
Q.S. Al-Anbiya [21] : 74
Allah mengabarkan bahwa nabi Allah adalah pemimpin bagi orang-orang yang menunjukkan atau mencontohkan kepada kebaikan,
Tafsir بأمرنا , para ulama tafsir berbeda pendapat, yaitu di antara beberapa tafsirannya:
1.Mereka (nabi shallallahu’alaihi wasallam) memberikan petunjuk kebaikan atas perintah allah taala, bukan karena keinginan mereka, karena mereka adalah pemimpin bagi orang-orang baik.
2. Diartikan dengan makna “izin kami” Manusia mendapat hidayah dari nabi dan rasul itu atas kehendak allah, sebagai contoh orang yang jauh dari nabi (wahsyi) sang pembunuh paman nabi, yaitu Hamzah bin abdul Muthalib. Namun dia diberi petunjuk oleh Allah untuk masuk islam, sedang orang yang sangat dekat dengan nabi, yaitu abu thalib. Namun, akhirnya wafat dalam keadaan tidak beragama Islam.
3. Diartikan dengan “syariat kami” Bahwa Allah memberikan petunjuk kepada umatnya dari syariat yang telah Allah turunkan kepada nabi-nabi. Maka dapat disimpulkan bahwa syariat bukanlah karangan atau buatan sendiri dari para nabi, melainkan hal tersebut diajarkan dan diturunkan oleh Allah Ta’ala.
Syariat terdapa dua model, ialah pertama syariat yang dulu dipakai dan sekarang juga dipakai dalam agama Islam yaitu mendirikan salat dan menunaikan zakat. Adapun syariat yang dulu dipakai, namun sekarang tidak dipakai yaitu cara bertaubatnya para pengikut Nabi Musa yaitu dengan bunuh diri atau dengan saling bunuh-membunuh. Maka syariat ini telah dihapuskan oleh Allah Ta’ala.
Seseorang dikatakan taat kepada Allah Ta’ala yaitu:
1. Menghidupkan sunah yang baik dan diajarkan kepada sesama.
2. Senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan.
3 melaksanakan salat.
4. Menunaikan zakat.
Hubungan ayat dengan bab: orang yang mempopulerkan sunah yang baik maka mereka menunjukkan kepada manusia hidayah.
الكاتب
العبد الفقير إلى الله
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab