HIDAYAH ITU DICARI !

 

diambil dari faedah kajian:

📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin | BAB 11

👤 K.H. AHMAD ZAINUDDIN AL-BANJARY حَفِظَهُ اللهُ

📆 Selasa, 6 Rabiul Awal 1442 H / 12 Oktober 2021

🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

1. Keutamaan Rawi hadits Sa’id bin Abdil Aziz Attabukhi:

– Ahli Fatwa dari Damaskus

– Mengenai Sa’id bin Abdil Aziz, dikatakan oleh Imam Ahmad, “Beliau (Sa’id bin Abdil Aziz) dengan Al Auza’i secara keilmuan sama, beliau sangat sering menangis saat dibacakan quran dan seorang yang sangat takut kepada Allah.”

– Sa’id bin Abdil Aziz berkata, “Aku tidak pernah shalat kepada Allah kecuali dimisalkan untukku dihadapanku neraka jahannam”

Faedah: Senantiasa dibenaknya masuk surga dan terhindar dari Neraka

Dan ini kebiasaan para Sahabat dan para Salaf.. bahkan disaat mereka bermesraan dengan pasangannya.

Seperti kisah Abdullah bin Rawahah yang menangis dipangkuan isterinya. Lalu tak berapa lama mereka berdua menangis, Abdullah bin Rawahah menanyakan sebab kenapa isterinya menangis, lalu sang isteri menjawab, “Saya melihat engkau menangis mak akupun ikut menangis..” kemudian Abdullah bin Rawahah memberitahukan bahwa kita akan melewati shirat, (maryam:71-72).. (Dalam hadits ibnu hibban, lebih kecil dari tambut dan lebih tajam dari pedang dan hadits imam muslim) yang dibawahnya terdapat neraka.

 

Faedah: Ajaklah para keluarga untuk mengingat akhirat

 

• Sufyan Atsaury,

imam muhadditsin mengatakan tentang Sa,’id bin Abdil Aziz, “beliau seorang terpercaya dan hafalnnya kuat”
– Wafat pada tahun 167H.

 

• Rabiah bin Yazid

– Dari Damaskus wafat 112H, Saat berperang di Afrika
– Kuniyahnya adalah Abu Syuaib
– Faaqih ahlus Syam

 

• Abu Idris Al Khaulany (Taabi)

– Khaulan adalah suku tinggal di Negeri Syam
– Alim setelah Abu Darda

 

• Abi Dzar Jundab bin Junadah
– Jundab bin Junadah (Abu Dzar)

 

Pada hadits ini, Seluruh perawinya dari Syam.

 

• Ini adalah hadits Qudsi

Apa beda hadits qudsi dengan Alquran?
Para ulama, “qudsi adalah yang diriwayatkan dari Nabi bahwasanya dia adalah

Kitab Ta’rifaat, “Hadits qudsi itu maknanya dari Allah kalaamnya Rasulullah”

 

1. Al-Quran adalah kalaamullah diturnkan kepada Nabi sebagai bentuk penentangan pada kafir
Hadits Qudsi yang diriwayatkan

2. Al-Quran tidak dinasabkan kepada siapapun kecuali Allah.
Adapun Hadits qudsi

3. Al-Quran sampai pda kita secara mutawatir (tidak ada dusta) ex: alfatihah-annas sama seluruh zaman.
Adapun hadits qudsi ada yang shahih, hasan,

4. Al-Quran lafaz dan makna dari Allah.
Adapun hadits qudsi, makna dari Allah Lafaz dari Nabi

5. Al-Quran bisa beribadah dgn membca alquran.
Sedangkan hadits qudsi tidak bernilai ibadah, kecuali kita mengambil ilmu dan hikmah dibalik hadits tersebut
Makanya hadits qudsi tidak sah dalam shalat

6. Tidak mengusap kecuali orang yang bersuci.
Adapun hadits qudsi tidak mengapa pemengangnya dalam keadaan tidak suci

7. Al-Quran dilarang dengan makna. Haram!
Hadits qudsi boleh dengan makna.

8. Al-Quran disyariatkan dgn membacanya dgn istiadzah dan awal surah bismillah.
Beda dgn hadits qudsi yang boleh langsung membacanya

9. Al-Quran ada istilah 1 ayat, 1 surat.
Sedangkan hadits qudsi tidak ada

masuk dalam hadits

“Wahai hamba-hambaku”
• Hamba itu ada dua macam: yang dipaksa (bisa kafir dan muslim) dan ada yang menyerahkan diri (muslim)

“Dzulma”
• meletakan sesuatu tidak pada tempatnya
Ex: kesyirikan, isteri menafkahi suami

• ”dzulmulabdi alaa ghoirihi” dalam hal ini
Ex: menghinanya, meneteskan darahnya, dll

“Tadzoolamu”
• maka dalam islam tidak ada balas dendam!, namun yang ada mengikhlaskan dan memaafkan.
Ex: Abu Bakr yang ingin balas dendam kepada munafik yang telah memfitnah Aisyah

“Setiap dari kalian tidak tahu arah, kecuali…”
•ini inti pendalilannya dalam bab mujaahadah
•jika ingin hidayah minta, cari! Sungguh sungguh mencari! Dengan cara berdoa.

Aku berikan petunjuk. Fiil mudhari’ sedang terjadi (selalu, berlanjut) =selama hamba minta petunjuk maka selalu dikasih
-hal yang kecil” pun minta sama Allah

“Sampai tali sendal minta sama Allah”
Apalagi hal-hal besar! Kesholehan isteri,
Sebagian orang hanya minta kepada Allah ttg dunya..

“Setiap kalian lapar..”
•Allah yang memberikan Rezeki

“Tidak punya pakaian”

“Aku selalu mengampuni dosa seluruhnya”
Dzunuub (jama’) jami’an..
•Yanbu’.. beliau pernah berdakwah kepada para pedagang saat itu dengan ust Firanda.. seorang datang pada ustadz dengan rambutnya yang panjang, dst

Maka tidak ada Kamus putus asa bagi seorang Muslim!
Walaupun terpontang panting, walaupun kadang sulit!

Hadits abu huroirah, diakhir hadits Allah berfirman “ Kerjakan sesukamu aku tidak peduli, aku ampuni engkau”
Selama dia bertaubat maka Allah akan mengampuninya

Maka mintalah maghfirah,
Arti maghfirah 3:
1.Penutup
Ex: ketika fathul makkah memakai mighfar.
2.Dihapuskan dosa diganti dengan pahala.
Ex: furqon:70
3.Dihapuskan dosanya dan dihapus ada dua macam, dihapus dari catatan amal atau dihapus

Apa yang kita kerjakan, tidak akan memberikan manfaat kepda Allah
Bukan kita yang diperlukan Allah, namun Kita memerlukan Allah!

Ketaatan atau Kemaksiatan Tidak akan menambah atau mengurangi kekuasaan Allah!

Inti pada hadits ini bersungguh-sungguh menggapai yg di inginkan
Seperti makanan dan minuman harus minta kepada Allah dan menjalani

Annawawi, abu idris al-khaulani jika beliau meriwayatkan hadits ini duduk berlutut untuk memuliakan hadits tersebut

Imam ahmad tidak ada hadits lebih syaraf daripda hadits ini bagi penduduk Syam!

Imam Annawawi didalam Kitab Al-Adzkaar memasukan hadits diatas dari qowaaidud diin, inti agama.

Pelajaran:
1.Luasnya rahmat Allah. Tidak akan kekurangan sedikitpun jika diminta.
2.wajibnya berdoa! Dalil adzdzariyat 86, dan Doa termasuk usaha! Bahkan usaha yang paling usaha namun tetap berikhtiar
3.keharaman kedzoliman.
Ex: sangat sedih kiranya kalau diakhirat kita bermusuhan kelak diakhirat.

Kalau anda mengghibah orang, urusannya dengan orang itu! Minta halal dengan doa itu! Baru selesai urusannya, kalau tidak halal maka sering-seringlah minta Halal.

JANGAN MENGGHIBAH!
Bahkan pada zaman ini dijadikan alat untuk mencari rezeki, podcast, tv.

Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab