LUASNYA PINTU MENDAPATKAN PAHALA
diambil dari faedah kajian:
📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Hadis keempat | BAB 20 (Menyeru Kepada Kebaikan)
👤 Ustaz Arif Usman Anugraha hafizhahullah
📅 Senin, 25 Zulhijah 1443 H / 25 Juli 2022
🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
Hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu
seorang pemuda dari suku Aslam berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam aku ingin berperang tapi tidak mempunyai bekal. “Temuilah si fulan, dia telah mempersiapkan bekal namun kemudian sakit.”
Lalu pemuda itu mendatangi si fulan dan berkata, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengirimkan salam kepadamu dan beliau berpesan, ‘berikanlah bekal yang telah anda persiapkan kepadaku.'”
Lantas si fulan berkata kepada istrinya, “Wahai fulanah, berikan kepada bekal yang telah aku persiapkan. Jangan sampai kamu sisakan meski hanya sedikit. Demi Allah, jangan sampai kamu tinggalkan bekal meski hanya sedikit, agar kamu mendapat berkah darinya.”
• Hadis ini terdapat keutamaan menunjukkan orang lain kepada suatu kebaikan dan dia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa menguranginya sedikitpun. Kata خير dalam hadits yang lalu menunjukkan naqiroh yang bersifat umum, baik kebaikan dunia atau kebaikan akhirat, dengan catatan kebaikannya mendatangkan maslahat. Amalan ini juga bisa dilakukan dalam lingkupan yang kecil, misal dalam lingkup keluarga, karena tidak semua orang memiliki ilmu yang tinggi seperti para pendakwah-pendakwah.
• Dalam hadis ini dijelaskan bahwa berjihad itu tidak hanya membutuhkan kekuatan fisik, namun juga berupa harta. Dalam hadis ini juga nabi shallallahu’alaihi wa sallam juga menunjukkan kepada kebaikan, dengan mengarahkan pemuda yang tidak mempunyai modal untuk perang tadi ke sahabat yang tidak mengikuti perang tadi karena sakit.
• Ketika seseorang berniat untuk melakukan sesuatu kebaikan, lantas terhalang karena adanya udzur, maka ia mendapatkan pahala, dalil nya yaitu hadis ini dan hadis dari Jabir radhiyallahu’anhu. Yang dimaksud pahala di sini ialah pokok pahalanya. Hal ini juga berlaku orang yang telah terbiasa melakukan suatu amal saleh dan ketika ia sakit atau bersafar (udzur) ia tinggalkan maka akan tetap mendapatkan pahalanya.
• Dijelaskan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah, ketika seseorang sudah bertekad untuk melakukan kebaikan namun terhalang sesuatu, maka lebih utama ia tetap melakukan hal tersebut walaupun harus diundur atau digantikan dengan orang lain.
الكاتب
العبد الفقير إلى الله
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab