MENELADANI NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM ADALAH SEBAB MASUK SURGA
diambil dari faedah kajian:
📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat keempat Bab 16 (Perintah Menjaga Sunnah dan Adab-adabnya)
👤 UST. ARIF USMAN ANUGRAHA hafizhahullah
📅 Senin, 20 Rajab 1443 H / 21 Februari 2022
🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
Seorang Muslim sudah sepantasnya untuk meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari seluruh aspek kehidupan beliau.
Dalam Tafsir ibnu Katsir tentang ayat ini, “Ayat ini merupakan dalil dasar dalam meneladani diri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh karena itu Allah perintahkan kaum Muslimin melihat kepada kondisi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Ahzab..”
Dan ini berkaitan dengan kondisi Kaum Muslimin pada Perang Ahzab dan menurut Abdullah ibn Abbas ayat ini berkaitan dengan Al-Baqarah ayat 204
Syaikh As-Sa’di rahiimahullah, “Para ulama ushul fiqh menggunakan ayat ini untuk menjadikan hujjah terkiat perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang terkecuali dengan kekhususan Nabi”
Apa contoh perbuatan khusus Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?
Puasa Wishol (terus menerus setiap hari)
Kata Imam As-Sa’di “Uswah” itu terbagu menjadi dua;
Hasanah (Meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam)
Sayyiah (Meneladani selain Nabi dan menyelisihi ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam)
Nah, apakah ayat diatas berlaku dalam kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? Seperti yang dilakukan Abdullah Ibn Umar yang mengikuti cara jalannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Maka kita bagi terlebih dahulu Perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
Pertama, ‘Ibadah
ini terbagi menjadi dua yakni Umum dan Khusus.
adapun perkara ibadah yang umum, maka jika dilakukan oleh Hamba maka di ganjar pahala.
adapun perkara ibadah yang khusus, maka dilarang melakukannya dan tidak diberi pahala.
Kedua, ‘Aadah (kebiasaan)
ini juga terbagi menjadi dua yaitu Jibillah (Ciri Khas seseorang yang melekat pada dirinya) dan Jaariyah
Contoh Jibillah: Bergerak, Langkah, Duduk, dll.
Contoh Jaariyah: Pakaian, Rambut, dll.
Maka, Perbuatan kebiasaan Jibilliyyah ini bukan ibadah
Tetapi jika dia niatkan dalam mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dengan niat yang baik terutama dalam menjaga diri untuk ketaatan seperti makan, maka diberikan Pahala.
Adapun, Perbuatan kebiasaan Jaariyah ini pada dasarnya bukan sunnah, namun jika dikerjakan berasaskan cinta kepada Nabi maka diganjar pahala.
karena Akhlak Nabi adalah Akhlak Al-Quran.
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab