PERBANYAK BEKAL UNTUK AKHIRAT

 

diambil dari faedah kajian:

📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin | BAB 11

 

👤 USTAZ ARIF UTSMAN ANUGRAHA, BA. حَفِظَهُ اللهُ

📆 Rabu, 22 Safar 1442 H / 29 September 2021

🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

 

1. Keutamaan Rawi hadits Anas bin Malik bin Nadhor:

– Khaadim Nabi (Pembantu) ibunda beliau menitipkannya kepada Nabi saat usia 8 tahun. Ibunya berkata, “Wahai Rasulullah, tidak seorangpun dari kalangan Anshar kecuali memberikan sesuatu kepadamu dan aku tidak memiliki apapun kecuali anak ini. Silahkan anda ambil dan ambillah manfaat darinya”.

Pelajarannya : Mulazamah kepada Nabi Muhammad shallalllahu’alayhi wa sallam atau orang-orang berilmu.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ

 

Artinya : “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya” (QS. Al Kahf : 28)

 

2. Kematian adalah Sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap manusia, hanya saja yang berbeda setiap hamba adalah waktu.

 

3. Mayyit akan diikuti oleh tiga hal yaitu harta, keluarga, dan amal.

 

4. Al Hafiz Ibn Rajab, “Tafsir hadits ini bahwa anak adam mesti memiliki keluarga yang selalu bergaul dengannya kemudian dia memiliki harta sebagai bekal untuk hidup di dunya. Dua sahabat ini pasti akan berpisah dengannya, maka beruntunglah bagi prang yang menjadikan hartanya sebagai bekal kehidupan akhirat, dan bisa memiliki isteri sholehah yang dapat membantunya dalam ketaatan, adapun sebaliknya maka dialah orang yang merugi.”

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ

 

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. Al-Munafiqun: 9)

 

1. Nabi shallallahu’alayhi wa sallam, HR. imam hakim dalam kitab Al-Mustadrak dan di shahihkan Syaikh Al Albani.

“Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.”

– kita akan selalu ingat bahwa kita akan mati. Kita akan meninggalkan harta, keluarga, dan tidak akan pernah bermanfaat bagi kita

‎يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

Artinya: “yaitu pada hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna,”

‎إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: “kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,”

 

Maka Nabi shallallahu’alayhi wa sallam memisalkan mayyit yang dibawa lalu dikuburkan setelahnya para ahli warisnya menikmati hartanya.

 

Dalam islam mengabarkan, ada saatnya keluarga dan harta memberikan manfaat bagi kita. Yaitu apa? Keluarga yang sholeh dan harta yang disedekahkan.

[إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له]

 

Artinya: “Jika anak Adam meninggal terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga: Sedekah jariyah, Ilmu yang dimanfaatkan, dan anak soleh yang mendoakannya”

 

Maka keluarga dapt kita berikan pendidikan yang baik. Mak keberradaan mereka akan membuahkan pahala dihari akhirat. Ketika kita dapat memberikan pengaruh yang baik bagi mereka.

 

Allah berfirman:

 

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

Artinya: “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs At Taghabun: 14)

 

Adapun harta,
Harta juga dapat memberikan kemanfaatan bagi kita yaitu harta yang dia sedekahkan Hadits riwayat Imam bukhori,

أيكم… // ما منا أحد…

 

Pada dasarnya itu bukanlah hartanya, namun harta warisnya. Tapi hartanya adalah yang di sedekahkan

يَقُولُ ابنُ آدَم: مَالي! مَالي! وَهَل لَكَ يَا ابْنَ آدمَ مِنْ مالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ، أَو لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ، أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ؟! رواه مسلم

 

Artinya: “Anak manusia mengucapkan: “Hartaku, hartaku”, kemudaian beliau bersabda: “Wahai anak manusia, Apakah kamu memiliki dari hartamu melainkan yang kamu telah makan lalu habis, atau yang kamu telah pakai lalu rusak, atau yang telah kamu sedekahkan maka itu yang tersisa”.  HR. Muslim.

Dalam riwayat muslim yang lain ada tambahan sebagai penjelas, setalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelasakan tiga fungsi harta tadi, belaiu bersabda:

« وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ ».

 

Artinya: “Dan selain itu maka dia akan sirna dan dia tinggalkan untuk manusia.” HR. Muslim.

 

Inilah cara kita agar keluarga dan harta kita yang kita miliki saat ini bermanfaat nanti disaat kita menjadi mayyit.

Maka ajarkan mereka, Sebagaimana yang di ajarkan Nabi shallallahu’alayhi wa sallam.

Yang bisa kita lakukan dari amal yaitu dengan mengamalkan amalan jaariyah.

“Ada tujuh perkara yang tetap mengalir pahalanya, walaupun dia telah menjadi mayyit dibawah tanah”

– Ilmu bermanfaat
– Mengajari
– Sungai
– Sumur
– Masjid
– Mushaf
– Anak yang sholeh yg senantiasa memohonkan ampunan untuknya.

 

Apa kaitan hadits ini dengan bab?

Kaitannya yakni, Banyaknya amal mewajibkan seseorang untuk bermujaahadah. Yang akan menjadi bekal hidupnya di hari hisab nanti.

 

Wallahu’alam bisshowab

 

Ditulis oleh
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu