SEDERHANA DALAM BERAGAMA
diambil dari faedah kajian:
📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin | BAB 14 Hadits ke-2
👤 K.H. AHMAD ZAINUDDIN AL-BANJARY حَفِظَهُ اللهُ
📅 Selasa, 8 Jumadil akhir 1443 H / 11 Januari 2022
🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
Sebelumnya saya ingin mengingatkan Para Ustaz dan seluruh karyawan Pesantren Intan Ilmu untuk memiliki keinginan mengikuti majelis ilmu, harus ada keinginan untuk mengikuti majelis ilmu.
Seperti yang sering saya samapaikan kepada santri,
“لا يعملك إلا أنت بعد قدرة الله”
artinya: “Tidak ada yang berbuat untuk dirimu kecuali anda setelah qudratullah”
Sufyan Ats-Tsauri rahiimahullah pernah berkata, “Tidak ada sesuatu apapun yang lebih Allah muliakan kecuali ilmu”
Al-Imam Ahmad rahiimahullah berkata, “Tidak ada yang dapat menandingi ilmu jika dibarengi dengan keikhlasan”
Dan kitab Riyaadhusshaalihiin ini mencakup adab, akidah, fikih, dan mencakup seluruh aspek kehidupan.
Al-I’tishaad
artinya: Sederhana (bahasa)
Mengerjakan amalan sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam
Anas bin Malik bin Annadhor adalah seorang sahabat mulia yang berasal dari kalangan Anshor dan berasal dari suku Khajraj.
Beliau adalah anak dari Ummu Sulaim yang mengantarkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dijadikan hadiah kepada Nabi. Saat itu dia berusia “Ghulaam” sekitar umur 1-10 atau 1-12 tahun.
Pelajaran: Masa muda adalah masa emas, maka berikanlah yang bermanfaat untuk akidahnya, akhlaknya, muamalahnya, fikihnya.
karena setelah umur itu (apalagi laki-laki), biasanya akan banyak berinteraksi diluar rumah. Maka selama dia masih dirumah..
Disitu dia dididik cara taharah
Disitu dia dididik cara salat
Disitu dia dididik akidah yang benar
Kembali ke kisah Anas bin Malik,
Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan Anas bin Malik, “Ya Allah berikanlah ia harta yang melimpah, keturunan yang banyak, dan masukanlah dia kedalam surga.”
“Demi Allah, hartaku sangat banyak dan anak cucuku hari ini lebih seratus orang dan kebunku berbuah setahun dua kali.”
Pelajaran: Maka jangan pernah meremehkan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam! Seperti doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ummatnya di waktu pagi dan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada yang bertahallul
Usia beliau saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal adalah 20 tahun, dan beliau wafat pada tahun 93 H di Kota Basrah Irak, dan beliau tutup usia di usia 102 atau 103 tahun
Pelajaran: Disampaikan oleh Al-Imam Ibnul Jauzi, “Lihatlah kematian betapa banyaknya orang yang meninggal pada usia muda, dan sedikit dari usia tua.”
Masuk ke Pembahasan Hadis
“Datang ke rumah isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam..”
– Ada dua kemungkinan:
a) Berbicara dibalik hijab
b) Ayat tentang berbicara dibalik hijab belum turun
-Ada dua kemungkinan:
a) Merasa sedikit dengan amalnya sendiri disbanding Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
b) Mempertanyakan amalan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sedikit
Namun pendapat yang lebih raajih adalah yang pertama.
Salah satu keutamaan yang hanya dimiliki Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah diampuni dosa yang telah lampau dan yang akan datang
Pelajaran: Ada tiga macam rasa takut dalam Islam yaitu Khauf, Rahbah, dan Khasyah.
Dalam atsar ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu atau Anas bin Malik disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa seakan-akan beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka seakan-akan beliau tidak pernah berpuasa.
“Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka bukan dariku”
-Sunnah yang dimaksud adalah ajaran, bukan mustahab atau mandub
-Dariku yang dimaksud adalah bukan dari ajaranku
Sisi pendalilannya adala beribadah harus sesuai dengan Sunnah atau Ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak mengikuti maka tertolak walaupun niatnya baik.
Pelajaran dari Hadis ini:
1. Mempelajari kehidupan ulama agar bisa mencontoh
2. Boleh memperlihatkan amalan selama terhindar dari riya atau sum’ah
3. ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, “Sederhana namun didalam sunnah lebih baik daripada benar-benar didalam bid’ah.”
Seperti cerita Sa’id bin Musayyib yang melihat orang salat dua rakaat setelah salat subuh secara berulang-ulang. Lalu beliau memperingatkan orang tersebut, dan orang tersebut pun mengelak dengan ucapan, “Apakah Allah akan mengadzabku karena aku salat?” Lalu Sa’id bin Musayyib menjawab, “Kamu tidak diadzab karena salatmu, namun engkau diadzab karena tidak mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”
4. Gigihnya ibadah para sahabat
5. Anjuran untuk menikah
6. Diharamkannya puasa wisholah (terus menerus)
7. Diharamkannya salat malam sepanjang malam setiap hari
8. Perkara mubah akan menjadi haram jika tidak sesuai dengan sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
9. Tidah boleh beribadah terlalu berlebihan dan tidak boleh meremehkan
10. Asal hokum ibadah adalah Tawaaquf (diam) dan Haram (terlarang)
11. Hadis ini membantah bid’ah walau niatnya baik
12. Perkara bid’ah karena dua hal: Pertama, Menambah dari yang disyariatkan. Kedua, meninggalkan yang disyariatkan
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab