SUNNAH MEMATIKAN API DAN YANG MEMBAHAYAKANNYA SEBELUM TIDUR
diambil dari faedah kajian:
📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat ke-Enam | Bab 16 (Perintah Menjaga Sunnah dan Adab-adabnya)
👤 K.H. AHMAD ZAINUDDIN AL-BANJARY hafizhahullah
📅 Rabu, 20 Syakban 1443 H / 23 Maret 2022
🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
Keenam: Dari Abu Musa radhiyallahu anhu katanya:
“Ada sebuah rumah di Madinah yang terbakar mengenai penghuni-penghuninya di waktu malam. Setelah hal mereka itu diberitahukan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, lalu beliau shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Sesungguhnya api itu adalah musuhmu semua. Maka dari itu, jikalau engkau semua tidur, padamkan sajalah api itu dari padamu.”
(Muttafaq ‘alaih)
Biografi Perawi Hadis:
- Abdullah bin Qays bin Sulaim bin Hudhor bin Harb
- Namun beliau lebih terkenal dengan nama Kuniyahnya yaitu Abu Musa, dan termasuk sunnah memiliki nama kuniyah. Sahabat lainpun sangat banyak dikenal dengan nama kuniyahnya,sebut saja: Abu Kilabah, Abu Hurairah, dst.
- Al-‘Asy’ari adalah penisbatan pada sebuah desa
- Beliau ahli fikih, ahli baca quran, dan ulamanya para sahabat
- Beliau pernah didoakan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam, “Ya Allah ampunilah Abdullah bin Qais dan masukanlah dia kedalam tempat yang mulia (surga)”
- Rasulullah shalallahu alaihi wasalam pernah menjadikan beliau sebagai Gubernur di Kufah
- Umar bin Khattab juga pernah menjadikan beliau sebagai Gubernur di Irak
- Dan pernah diperintahkan menjadi pemimpin dalam perang khandaq
- Wafat pada tahun 62 H di Kufah
Hadis:
– “…Madinah” = Kota Madinah, dan kota Madinah memiliki banyak nama seperti: Thabah, Thayyibah, Ad Daar Al-Imaan.
– Kaidah para ulama, “Dan setiap sesuatu yang memiliki banyak nama menunjukan kemulian sesuatu tsb.”
– Hal ini seperti: Allah yang memiliki Al-Asmaa Al-Husna, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasalam yang memiliki julukan yang baik, dan Kota Makkah yang memiliki nama lain seperti Ummul Quro, Bakkah, dll.
– “…musuh” = Dzat yang membahayakan harta dan nyawa
– “…api” = mungkin dimasa kita adalah listrik
Sisi pendalilan:
1. Termasuk sunnah mematikan api dan apa yang membhayakan manusia sebelum tidur (terutama dimalam hari).
2. Dan ini sunnah yang berkaitan dengan adab. Dan setiap adab, asal hukumnya adalah sunnah, jika menyelisihinya makruh, tidak sampai berdosa karena meninggalkan sesuatu yang sunnah
Pelajaran:
1. Sunnah untuk mematikan api dan apa yang membhayakan manusia sebelum tidur
2. Faedah Syaikh ibnu Utsaimin rahiimahullah;
Pertama, Allah pencipta api dan bahan bakarnya. Dalilnya dalam surah Al-Waqiah ayat 71-72.
Pada hari hari ini kita harus tekankan tauhid rubuubiyah! Kita sangat sering menekankan tauhid ibadah tapi lalai tentang tauhid rubuubiyah!
Padahal didalam Al-Quran sangatlah banyak ayat tentang penciptaan. Pertanyaan ini untuk mengingkari dan maknanya peniadaan.
contoh:
* An-Naml : 60-64
* Al-‘Araf
* Ar-Rum : 46-48
Dan kita wajib untuk mengingkari fitnah kesyirikan ini! Membantah hal ini kewajiban jika tidak maka berdosa!
“Membela sunnah itu lebih utama daripada jihad di jalan Allah”
Makhluk tersebut tidak bisa membuat yang kecil apalagi besar, bahkan lalat saja tidak bisa mereka ciptakan walau mereka harus berkumpul.
Maka hanya OMONG KOSONG!!! jika dia dapat menahan hujan! Bahkan untuk menahan kencing sendiri saja tidak bisa.
Kedua, Api adalah nikmat Allah
Ketiga, Dia pengingat kehidupan akhirat.
Di akhirat hanya ada dua tempat kembali; Durga dan Neraka. Ulama Salaf ketika ingin bermaksiat mereka mendekat ke kobaran api untuk memperingatkan dirinya.
dan panasnya api neraka, 70x lipat api dunia seperti yang dijelaskan didalam hadis.
Keempat, Hadis ini menghasilkan kaidah “Hukum sarana seperti hukum tujuan”
contoh: Menonton film porno diharamkan karena bisa menghantarkan kepada zina atau masturbasi.
Maka segala sarana yang menghantarkan kepada keharaman maka dia haram.
Dizaman fitnah ini ada buku yang bagus karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdik Muhsin hafizahullah yang berjudul “Atsaarul Fitan”, didalam masalah tersebut salah satunya jauh dari majelis ilmu jauh dari ulama.
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab