TANATHU’ SUMBER CELAKA

 

diambil dari faedah kajian:

📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin | BAB 14 Hadits ke-3

👤 USTAZ ABU MAHLIN,  حَفِظَهُ اللهُ

📅 Kamis, 10 Jumadilakhir 1443 H / 13 Januari 2022

🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Binasalah orang-orang yang memperdalam-dalamkan -berlebih-lebihan-.” Beliau shalallahu alaihi wasalam menyabdakan ini sampai tiga kali banyaknya.” (Riwayat Muslim) Almutanathtbi’un yaitu orang-orang yang memperdalam-dalamkan serta memperkeraskan sesuatu yang bukan pada tempatnya.

 

Tanathu’
Secara bahasa: Berlebihan kata dalam menyampaikan sesuatu dengan tujuan orang senang dengan ucapannya dan menerima ucapannya

 

Secara istilah:
Pertama, Ghuluw _(berlebih-lebihan dalam beribadah). Contoh pertama, Orang yang berwudhu lebih dari tiga kali. Contoh kedua, Mandi janabah dengan sebanyak-banyaknya air. Contoh ketiga, Ber- _Instiyaq . Contoh keempat, membersihkan ikan sebersih-bersihnya, menganggap darah haram baginya. Contoh kelima, saat dia sakit tidak dianjurkan untuk puasa, maka dia tetap berpuasa alhasil dia semakin sakit.

 

Dalam muamalah juga sering terjadi. Seperti menyikapi orang soleh, hampir-hampir dia menyikapi orang soleh seperti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Apa yang disebutkan oleh orang yang dianggap soleh ini, dia yakini 100% kebenarannya.

 

Kedua, Bid’ah dalam agama.
Hadis Abu Israil, dia pernah bernadzar untuk puasa, berdiri tidak duduk, dibawah sinar matahari, dan tidak berbicara dengan seorangpun.

 

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruhnya untuk tidak melakukan itu, karena tidak sesuai dengan

 

Ketiga, secara bahasa.
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dalam ummatku adalah orang munafik yang lihai mengajak orang.”
Hadis Umar bin Khattab,
“Sesungguhnya berlebih-lebuhan dalam berkata (boros kosa kata), berpanjang lebar dalam menjelaskan sesuatu yang didalamnya ada unsur untuk pendengar mengikutinya dan itu adalah ajaran dari syaithon.”

contoh: Membuat puisi dengan nuansa kebathilan.

 

Keempat, membicarakan hal yang tidak diperlukan dirinya atau membebani diri untuk membahas atau memberatkan dirinya.
contoh: Membahas perkara ghaib yang tidak bisa dinalar

 

Yang agak rancu di masyarakat adalah Iltizam.
Contoh: Seorang wanita berusaha untuk bersuara dengan tegas.
Seorang laki-laki menjaga jenggot, dan tata cara berpakaian.

 

Ini bukan termasuk Tanathu’!
ketika seseorang mem ini adalah Iltizam dengan agama (yang dzohir khususnya).

 

Bahkan seseorang yang meninggalkan perkara mubah untuk menjauhi keharaman. Ini bukanlah Tanathu’

 

Imam Hasan Al-Bashri rahiimahullah berkata,
“Ketaqwaan itu senantiasa didalam diri orang bertaqwa selama mereka meninggalkan banyak perbuatan yang sifatnya halal karena takut terjerumus dalam keharaman.”

Dalam urusan dunia kita harus mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ibu kita Aisyah radhiyallahu ta’ala ‘anhu berkata,
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berhadapan dengan dua pilihan, maka beliau memilih yang paling mudah.”

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengirimkan Da’inya maka beliau berkata, “Permudahlah jangan mempersulit”

Namun jika itu kewajiban walaupun sulit harus tetap dikerjakan.

Tidak termasuk Tanathu’ mengerjakan perkara sunnah walaupun berat, selama berkesesuaian dengan para Sahabat dan Ulama.

Lebih utama didalam beribadah untuk menutup aurat, semakin tertutup semakin Allah menyukai. Dan ini bukanlah Tanathu’

Islam adalah agama yang mudah, dan ketika Allah memberikan kemudahan kepada hambaNya, Allah lebih menyukai ketika hambaNya mengambil kemudahan tersebut.

 

Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab