TIDAK BISA IBADAH TETAPI TETAP DAPAT PAHALA
diambil dari faedah kajian:
📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin | BAB 13 Hadits ke-17
👤 USTAZ ARIF USMAN ANUGRAHA حَفِظَهُ اللهُ
📆 Rabu, 12 Rabiul Akhir 1443 H / 17 November 2021
🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
السَّابِعَ عشَر : عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « إِذَا مرِضَ الْعبْدُ أَوْ سافَر كُتِب لَهُ ما كانَ يعْملُ مُقِيماً صحيِحاً » رواه البخاري .
Hadits Ketujuhbelas: Dari Abu Musa al-Asy’ari pula, katanya: Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Apabila seorang hamba itu sakit atau berpergian, maka dicatatlah untuknya pahala ketaatan sebagaimana kalau ia mengerjakannya di waktu ia sedang berada di rumah sendiri dan dalam keadaan sehat.” (Riwayat Bukhari)
Hadits ini berisi kabar gembira bagi umat Rasulullah. Yakni banyaknya jalan kebaikan yang Allah sediakan, bahkan saat seseorang berhalangan melaksanakan ibadah dengan normal. Maka masih diberikan ganjaran sebagaimana keadaan normal.
Dan ini merupakan bagian dari balasan Allah untuk hambanya yang beriman.
Surat An-Nahl (16) Ayat 97 :
مَنْ عَمِلَ صَـٰلِحًۭا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌۭ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةًۭ طَيِّبَةًۭ ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)
Penting untuk seorang muslim memiliki kebiasaan baik sehingga saat nantinya tidak bisa mengerjakan karena terhalang sakit atau safar masih diberikan pahala dari Allah.
Dan bagi orang yang sakit Allah berikan ampunan dari dosa-dosanya.
Dengan niat yang baik namun terhalang udzur syari seorang masih mendapatkan pahala atas niat baiknya.
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab