TIGA KELOMPOK DALAM PERIHAL ILMU DAN AMAL
diambil dari faedah kajian:
๐ Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat ke-Tujuh | Bab 16 (Perintah Menjaga Sunnah dan Adab-adabnya)
๐ค USTAZ ABU MAHLIN hafizhahullah
๐ Kamis, 21 Syakban 1443 H / 24 Maret 2022
๐ Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala
Ketujuh: Dari Abu Musa radhiyallahu anhu juga, katanya:
โRasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: โSesungguhnya perumpamaan dari petunjuk dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang yang banyak sekali, tetapi diantara bumi itu ada pula yang gersang, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang tertahan itu Allah lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum daripadanya, dapat menyiram dan menanam.
Ada pula hujan itu mengenai bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin. Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang yang pandai dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat pula memberikan kemanfaatan kepada orang tadi.
Maka orang itupun mengetahuinya -mempelajarinya, kemudian mengajarkannya- yang ini diumpamakan bumi yang dapat menerima air atau dapat menahan air, dan itu pulalah contohnya orang yang tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya dirasulkan -ini contohnya bumi yang rata dan licin.โ
(Muttafaq โalaih)
Faquha, dengan dhammahnya qaf adalah menurut yang masyhur digunakan. Ada pula yang mengatakan dengan dikasrahkan berbunyi Faqiha, artinya menjadi pandai atau ahli fiqih.
Biografi Perawi Hadis:
– ‘Asy’ar adalah sebuah perkampungan di Yaman
– Beliau termasuk para sahabat yang berhijrah ke Habasyah
– Abu Musa sangat terkenal dengan kemerduan suaranya, sehingga Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Wahai Abu Musa Sungguh engkau telah diberi satu dari seruling keluarga Daud” HR. Bukhari dan Muslim
– Imam Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan makna hadits ini. Daud alaihissalam diberi wahyu oleh Allah berupa az-Zabur. Nabi Daud melagukan bacaannya. Beliau memiliki suara yang indah sampai-sampai gunung-gunung dan burung-burung bertasbih bersamanya. Mereka berbaris menikmati indahnya bacaan beliau ketika membaca az-Zabur. Inilah makna sabda beliau
– Beliau sering diminta oleh Umar bin Khattab untuk membacakan Al-Quran, “Wahai Abu Musa, buatlah kami rindu kepada Tuhan kami,” kata Umar bin Khattab.
– Syaikh bin Bazz rahiimahullah pernah ditanya ,”Apakah kami dibulan Ramadhan boleh?
Beliau mengatakan,
โุฃูุชูุงููู ู ุฃููููู ุงููููู ููู ุ ุฃูุถูุนููู ูููููุจูุง ููุฃูุฑูููู ุฃูููุฆูุฏูุฉู ุ ุงูููููููู ููู ูุงูู ุ ููุงููุญูููู ูุฉู ููู ูุงููููุฉู
Ada penduduk Yaman yang datang di tengah kalian. Mereka manusia yang paling lembut (untuk ketaatan) hatinya. Pemahaman agama banyak di Yaman, dan hikmah banyak di Yaman.
(HR. Bukahri 4390 & Muslim 193).
– Walau secara fisik Abu Musa berperawakan tidak tinggi, kurus, jenggotnya tidak lebar.
Hadis:
– Kelompok Pertama; Datang kepada hatinya, faham, dia ilmui lalu amalkan, dan didakwahkan
– Kelompok Kedua; Datang kepada hatinya, dia simpan ilmunya, tidak berusaha dia fahami, dan menyampaikan sebatasnya contohnya adalah Rawi hadis
– Kelompok Ketiga; Datang kepadanya ilmu lalu dia tolak contohnya adalah orang Kafir dan Fasik
Sisi pendalilan:
1. Kita digiring untuk menjadi salah satu dari dua permisalan kelompok pertama
Pelajaran:
1. Nabi shalallahu alaihi wasalam adalah guru terbaik dan salah satu metode terbaik adalah memberikan permisalan atau analogi dengan tujuan menyakinkan murid akan pentingnya ilmu yang sedang dipelajari
2. Seorang guru dituntut untuk dapat menjelaskan pentingnya ilmu dengan mendatangkan permisalan
3. Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu โanhu, dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu โalaihi wa sallam bersabda,
โ
ููุถููุฑู ุงูููู ุงู ูุฑูุกุงู ุณูู ูุนู ู ููููุง ุญูุฏูููุซุงู ููุญูููุธููู โ ููู ููุธู: ููููุนูุงูุง ููุญูููุธููุง โ ุญูุชููู ููุจููููุบูููุ ููุฑูุจูู ุญุงู ููู ูููููู ุฅููู ู ููู ูููู ุฃููููููู ู ูููููุ ููุฑูุจูู ุญุงู ููู ูููููู ููููุณู ุจููููููููู
โSemoga Allah mencerahkan (mengelokkan rupa) orang yang mendengar hadits dariku, lalu dia menghafalnya โ dalam lafazh riwayat lain: lalu dia memahami dan menghafalnya โ, hingga (kemudian) dia menyampaikannya (kepada orang lain), terkadang orang yang membawa ilmu agama menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan terkadang orang yang membawa ilmu agama tidak memahaminyaโ (Hadits yang shahih dan mutawatir).
4. Janganlah menjadi kelompok yang keempat yang ilmunya hanya masuk kanan keluar kiri
Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab