TIGA SIFAT TERPUJI 

 

diambil dari faedah kajian:

📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat Ketiga | BAB 23 (Memerintahkan Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran)

👤 Ustaz Muhammad Mukhlashiin Aziiz hafizhahullah

📅 Selasa, 25 Muharram 1444 H / 23 Agustus 2022

🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

 

Q.S. Al A’raf [7] : 199

خذ العفو وأمر بالعرف وأعرض عن الجاهلين

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.

 

  • Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwasanya amar makruf dan nahi mungkar termasuk dari perintah Allah ta’ala yang merupakan salah satu perkara yang dapat menjadi seseorang memiliki akhlak terpuji.

 

  • Ayat ini turun karena Nabi shallallahu’alaihi wa salam berdakwah kepada seluruh umat manusia dengan akhlak yang terpuji. Maka banyak sekali metode nabi dalam berdakwah, diawali dengan sembunyi-sembunyi, terang-terangan, dan lainnya.

 

  • Ayat ini dikatakan oleh Abdullah bin Zubair radhiyallahu’anhuma, “Ayat ini tidaklah Allah ta’ala turunkan kecuali untuk memperbaiki akhlak seseorang.” Karena termasuk dari akhlak yang terpuji yaitu dengan memberi maaf kepada seseorang yang bersalah, kemudian memberi perintah atau ajakan untuk mengerjakan kebaikan dan hal yang bermanfaat. Dan terakhir jika dakwah atau nasihat perintah kita dibantah atau tidak diterima, maka tinggalkanlah orang tersebut.

 

  • Ayat ini masih berlaku sampai saat ini yang maksudnya adalah, isi kandungan yang ada pada ayat ini masih harus diterapkan sampai saat ini.

 

  • Kalimat “وأمر بالعرف” adalah disyariatkannya memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran, Imam Qurtubi rahimahullah menjelaskan kalimat ini, makruf adalah setiap sifat yang baik dan diridhoi oleh akal dan jiwa tenang akannya. Adapun mungkar adalah kebalikan dari makruf.

 

  • Amar makruf nahi mungkar ini bukan hanya di wasiatkan di zaman Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa salam saja, namun sudah ada pada zaman dulu seperti kepada Nabi Musa ‘alaihisalam yang tertuang pada hadis riwayat Bukhari. Karena apabila syariat terdahulu bersesuaian dengan syariat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa salam maka berarti syariat tersebut harus diimani dan dijalankan sampai saat ini seperti contohnya memaafkan, memerintahkan kepada kebaikan, mencegah kepada keburukan.

 

Faedah ayat:

 

  1. Hendaklah sebagai seorang pendakwah mengutamakan sikap dari pada lisannya, karena sikap akan lebih masuk ke dalam hati.

 

  1. Sifat memaafkan dan memerintahkan kepada kebaikan, merupakan syariat sebelum kita yang mana kita pula dianjurkan untuk mengamalkannya.

 

  1. Larangan untuk berdebat yang tidak menghasilkan apa-apa dengan cara menjauhinya dan tidak dengan diperangi.

 

 

Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab