UMUR PANJANG YANG BERKAH

 

diambil dari faedah kajian:

📘 Kitab Riyaadhusshaalihiin | BAB 11

👤 UST ARIF UTSMAN ANUGRAHA, BA حَفِظَهُ اللهُ

📆 Rabu, 29 Safar 1442 H / 6 Oktober 2021

🕌 Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

1.Keutamaan Rawi hadits Abi Shafwan ‘Abdillah bin Abi Busyr Al-Aslami

– Wafat pada tahun 88 H dan juga ada yang mengatakan wafat pada tahun 96 H di Syam
– Ibnu Hibban dalam Kitab Tsiqot, “Beliau meninggal dunia dalam kondisi berwudhu, pada tahun 88 di Kota Syam, dan dia termasuk sahabat yang meninggal di kota tsb diantara para Sahabat”

• FAEDAH: Manusia akan diwafatkan dan dibangkitkan berdasarkan kebiasaannya.

Dalil: Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‎يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya” (HR Muslim no 2878)

 

Berkata Al-Munaawi,

أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ

 

“Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu”
(At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)

 

•FAEDAH:Terdapat 6 sifat-sifat ajal:

1.Pasti! dalilnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‎كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ   ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 57)

 

2. Tiba-tiba!

 

3. Memaksa! Tidak akan mampu menolaknya dalilnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‎وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا   ۗ وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْأَاخِرَةِ نُؤْتِهِۦ مِنْهَا   ۚ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِينَ

“Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 145)

 

4. Mengejar! Dimanapun bagaimanapun kita berlindung dalilnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‎قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلٰقِيكُمْ   ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

 

“Katakanlah, Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jumu’ah 62: Ayat 8)

 

5. Ghaib. Tidak ada yang mengetahui dalilnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‎إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُۥ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْأَرْحَامِ   ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا   ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ ۢبِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ   ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”
(QS. Luqman 31: Ayat 34)

 

6.Tidak dapat ditunda atau dipercepat. dalilnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‎وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ   ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً   ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

 

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 34)

 

“Oleh karena itu, mengetahui sifat ajal.. ini yang menyebabkan hamba yang berfikir agar selalu beramal”

Seorang penyair berkata :

‎تَزَوَّدْ مِنَ التَّقْوَى فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِي* إِذَا جَنَّ لَيْلٌ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ

Berbekallah ketakwaan karena sesungguhnya engkau tidak tahu…

Jika malam telah tiba apakah engkau masih bisa hidup hingga pagi hari

‎وَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ * وَكَمْ مِنْ عَلِيْلٍ عَاشَ حِيْناً مِنَ الدَّهْرِ

Betapa banyak orang yang sehat kemudian meninggal tanpa didahului sakit…

Dan betapa banyak orang yang sakit yang masih bisa hidup beberapa lama

‎فَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا * وَقَدْ نُسِجَتْ أَكْفَانُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِِي

 

Betapa banyak pemuda yang tertawa di pagi dan petang hari

Padahal kafan mereka sedang ditenun dalam keadaan mereka tidak sadar

‎وَكَمْ مِنْ صِغَارٍ يُرْتَجَى طُوْلُ عُمْرِهِمْ * وَقَدْ أُدْخِلَتْ أَجْسَامُهُمْ ظُلْمَةَ الْقَبْرِ

Betapa banyak anak-anak yang diharapkan panjang umur…

 

Padahal tubuh mereka telah dimasukkan dalam kegelapan kuburan

‎وَكَمْ مِنْ عَرُوْسٍ زَيَّنُوْهَا لِزَوْجِهَا * وَقَدْ قُبِضَتْ أَرْوَاحُهُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ

 

Betapa banyak mempelai wanita yang dirias untuk dipersembahkan kepada mempelai lelaki…

Padahal ruh mereka telah dicabut tatkala di malam lailatul qodar

 

Dikisahkan tentang saudari seorang sahabat/taabi’in menangisi jenazah saudaranya yang wafat, maka disampaikan padanya:
“Jangan menangis lihat dipojokan rumah itu disitulah saudaramu telah mengkhatamkan quran 1800x”

 

2. Panjangnya umur harus terikat dengan ketaatan.

– Umur panjang tidak bisa dibuat-buat karena ini ketetapan Allah
– Sementara amal adalah pilihan bagi kita
– Allah sudah memberikan Akal dan Hati mengabdi kepada Rabb.

 

3. Bolehkah kita meminta umur yang panjang? Boleh tetapi harus dikaitkan dengan ketaatan.

– Syaikh Sholih Al-Munajjid, “berdoa untuk panjang umur itu boleh, namun diiringi dengan ketaatan. Jika tidak sama dengan doa iblis”
– Agar masih banyak kesempatan untuk bertaubat, untuk memperbanyak amal, dll.
– Jika berdoa hanya panjang umur maka ini di Makruhkan oleh para Ulama, karena umur panjang belum tentu kebaikan.

 

4. Kalau seandainya umur panjang namun untuk kemaksiatan maka ini manusia terburuk.
– Tercantum dalam hadits, “Manusia seperti apa yg paling buruk?”//“barangsiapa yang umurnya panjang tapi buruk amalnya”
– Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‎وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوٓا أَنَّمَا نُمْلِى لَهُمْ خَيْرٌ لِّأَنْفُسِهِمْ   ۚ إِنَّمَا نُمْلِى لَهُمْ لِيَزْدَادُوٓا إِثْمًا   ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ

 

“Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 178)

– Justru itu adalah Istidraj

5. Umur panjang adalah tanggung jawab.

– disitu dia untuk selalu istiqomah
– sabar dalam ketaatan

 

Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab