WAJIB TAAT DAN PATUH TERHADAP KEPUTUSAN NABI

 

diambil dari faedah kajian:

πŸ“˜ Kitab Riyaadhusshaalihiin Karya Al Imam An Nawawi Asy-Syaafi’i rahiimahullah | Ayat keempat | Bab 16 (Perintah Menjaga Sunnah dan Adab-adabnya)

πŸ‘€ UST. MUHAMMAD MUKHLASHIIN AZIIZ hafizhahullah

πŸ“… Selasa, 21 Rajab 1443 H / 22 Februari 2022

πŸ•Œ Masjid Umar bin Khattab – Barito Kuala

 


 

 

Seorang Muslim wajib tunduk terhadap apa yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baik dari perkataan, perbuatan, ketetapan dan sifat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam

 

Ada dua pendapat tentang sebab turunnya ayat;

Pertama,

pendapat yang dikemukakan oleh Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thobari dan Al-Imam Mujahid
“ayat ini turun kepada Yahudi dan Munafik, dan menjadi bentuk bantahan dari ayat sebelumnya”

 

Kedua,

“ayat ini turun kepada Zubair bin Awwam yang berselisih dengan Anshar Ahlu Badr tentang perairan kebun yang mereka miliki, lalu Nabi putuskan suatu keputusan tetapi Anshor ini mengelak keputusan beliau. Dan maknanya disini adalah Taukid dari sumpah”

 

Maka dari ayat ini kita dapat mengetahui tiga konsekuensi beriman kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam:
1. Mengembalikan seluruh perkara kepada keputusan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
2. Yakin seyakin-yakinnya dengan keputusan atau sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam
3. Tidak mengelak atau bahkan membantah keputusan atau sunnah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam

 

Tujuan pengutusan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam:
1. Pemurnian tauhid
2. Menyempurnakan Akhlak
3. Untuk ditaati

 

Dan jangan sekali-kali ragu terhadap keputusan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, karena kata “Harajan” pada ayat ini adalah diyq dan ragu!

 

maka barangsiapa yang diyq atau ragu untuk membenarkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

 

bahkan Ibnul ‘Arabi mengatakan dalam kitab tafsirnya Jami’ Ahkamul Quran
“Setiap orang yang ragu atas hukum Rasul maka dia kafir”

 

Ditulis oleh,
Juru Tulis Pesantren Intan Ilmu & Masjid Umar bin Khattab