FAEDAH KAJIAN “Adab Keseharian Muslim”
Pemateri: Ustadz Dr. Muhammad Haikal Ali Basyrahil hafizhahullah
1. Tidaklah berbicara tentang masalah adab dan akhlak kecuali orang yang menghabiskan ilmu dan amal.
2. Berbicara tentang Adab dan Akhlak berarti sebenarnya berbicara tentang agama secara menyeluruh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
” إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ “
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurbakan akhlak yang baik.” (HR. Bukhari).
Dan akhlak yang baik adalah seluruh ajaran agama Islam, sebagaimana penjelasan para ulama:
يدخل في هذ الحديث الصلاح والدين كله
Masuk ke dalam hadits ini kebaikan dan seluruh perkara agama.
3. Adab dan akhlak seorang muslim mencerminkan hati seorang muslim.
4. Seorang penuntut ilmu akan dinilai dari akhlaknya sebelum ilmunya.
5. Agama Islam sangat menekankan akhlak mulia, mengapa? karena akhlak yang baik akan menghantarkan kepada ketakwaan kepada Allah.
” اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “
Ibnu Rajab rahimahullah: Seseorang tidak akan sampai derajat takwa kecuali dengan akhlak baik.
6. Akhlak baik termasuk dari ibadah kepada Allah Taala.
7. Mengapa akhlak yang baik penting? Karena orang yang baik akhlaknya orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
8. Dan orang yang paling dibenci oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling buruk akhlaknya.
عَنْ جَابِرٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ، وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا، وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ، وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ : الثَّرْثَارُونَ، وَالْمُتَشَدِّقُونَ، وَالْمُتَفَيْهِقُونَ “.
Dari Jabir bin Abdullah ra, berkata; Rasulullah saw bersabda, “Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus, suka menghina dan sombong.” (HR. Tirmizi)
9. Mengapa akhlak yang baik penting? Karena akhlak yang mulia salah satu penyebab masuk ke dalam surga.
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab: “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.”.
Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi).
10. Orang yang beriman senantiasa jauh dari akhlak yang buruk.
11. Para salaf saleh senantiasa belajar adab terlebih dahulu sebelum belajar ilmu.
12. Kisah Imam Malik yang diperintahkan oleh Ibunya untuk belajar Adab kepada Rabi’ah sebelum belajar ilmu, dan akhirnya orang-orang yang belajar dengan Imam Malik mengatakan bahwa kami belajar dari Imam Malik adabnya lebih banyak daripada ilmunya.
13. Imam Ahmad yang duduk di majelis beliau sebanyak 5000 orang dan yang menulis kurang dari 500 orang dan mereka mengambil adab Imam Ahmad lebih banyak dibandingkan ilmunya.
ADAB PENUNTUT ILMU
1. Ikhlas hanya karena Allah Taala bukan karena dunia; ketenaran, dikatakan alim.
– Salah seorang yang pertama kali diseret ke dalam neraka adalah karena belajar ilmu agar dikatakan alim dan ahli baca Alquran.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ… وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ,ه
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah… Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’
Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik).
Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. (HR. Muslim).
– Sufyan Ats Tsauri
ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي
Artinya: “Tidak ada sesuatu yang paling sulit untuk dijaga dibandingkan niatku.”
– Siapa yang menuntut ilmu bisa jadi di awal ada gangguan niatnya, tetapi jika dia terus membenarkan niat maka akan ikhlas di kemudian hari.
– Seperti perkataan Imam Ad Daruquthni dan Imam Abdullah bin Al Mubarak tentang masalah ini.
طلبنا العلم لغير الله فأبى إلا أن يكون لله
– Contoh keikhlasan para ulama: Imam Malik mempunyai kitab Al Muwaththa dan ketika ditanya mengapa menulis kitab Al Muwaththa’ padahal banyak kitab Al Muwaththa’ seperti karya Ibnu Abidz dzib, ketika ditanya mengapa menulis kitab Al Muwaththa’ juga? Imam Malik menjawab:
ما كان لله يبقى
“Sesuatu yang karena Allah pasti akan tetap.”
Ini hasil keikhlasan, makanya para ulama memuji kitab Al Muwaththa’ yang ditulis oleh Imam Malik.
– Imam Abdurrahman bin Mahdi berkata: tidak ada kitab yang lebih shahih setelah Alquran dibanding kitab Al Muwaththa Malik.
– Ibnu Khaldun di dalam kitabnya Al Mukaddimah berkata: bahwa Umat Islam bersepakat menerima Kitab Al Muwaththa’ Malik.
– Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sampai kepada umatnya sampai kita sekarang, ini sebabnya karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling ikhlas, maka hadits beliau sampai kepada umatnya meskipun setelah berabad-abad, padahal di awal-awal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menulis hadits beliau.
– Imam Asy Syafii rahimahullah:
وددت أن الأمة تعلموا مني وأوجر به ولا يحمدوني
“Aku ingin umat mengambil ilmu dariku dan aku dapat pahal darinya dan mereka tidak memujiku.”
Ini contoh keikhlasan Imam Asy Syafii yang tidakmenginginkan pujian.
– Imam Ahmad rahimahullah beliau tidak menulis kitab tentang fikih karena beliau takut perkataan beliau mendahului Alquran dan hadits. Dan beliau berkata:
خذوا من حيث أخذت
“Ambillah dari mana aku mengambil.”
Tetapi karena keikhlasan beliau pendapat-pendapat beliau di dalam masalah fikih banyak dinukilkan oleh para ulama.
– Ikhlas memiliki peranan penting dalam kesabaran saat menuntut ilmu.
2. Sabar dalam menuntut ilmu
ما أعطي أحد أعظم من الصبر
“Tidak ada sesuatu yang diberikan kepada seseorang lebih agung dibandingkan kesabaran.”
– Sabar adalah gaya hidup para Nabi ‘alaihimissalam.
العلم لا يعطيك بعضه إلا إذا أعطيت كله
“Ilmu tidak memberikan kepadamu sebagiannya kecuali jika kamu memberikan (kekuatan)mu seluruhnya.”
3. Beramal dengan ilmunya.
– Allah mencela orang yang berilmu tapi tidak beramal dengan ilmunya.
– Para ulama ingin menjaga ilmu dengan mengamalkannya, Waki berkata:
كنا نستعين على حفظ الحديث بالعمل به
“Kami dahulu meminta tolong untuk menghafal hadits dengan mengamalkannya.”
Sufyan Ats Tsauri rahimahullah berkata:
العلم إذا لم ينفعك ضرك
“Ilmu jika tidak memberikan manfaat kepadamu (karena tidak diamalkan) maka ia akan membahayakanmu.”
– Kisah Ashim Al Baihaqy ketika bermalam di rumah Imam Ahmad dan tidak salat malam. Lalu Imam Ahmad berkata:
رجل طلب العلم لا يكون ورد من الليل
“Aneh, seorang penuntut ilmu tidak memiliki wirid (kebiasaan) salat malam.”
– Aib seorang penuntut ilmu tidak salat malam.
– Kisah Abu Abdillah Al Marwadzi dengan ‘Amr bin Hamdan:
يدخل عليك وقت الصلاة وأنت على غير الطهارة
“Masuk waktu salat dan engkau belum bersuci.”
– Seorang penuntut ilmu harus menjaga perihal salat dan ini termasuk contoh mengamalkan ilmu.
– Kisah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata kepada muridnya Ibnul qayyim, bahwa dari Setelah Subuh sampai Zhuhur diisi dengan membaca Alquran dan dzikir, bahwa ini makanan beliau yang dengannya seseorang mendapatkan kekuatan.
– Kekuatan seorang muslim dengan amalnya dan tidak hanya menyandarkan kecerdasan.
4. Muraqabatullah (selalu merasa diawasi oleh Allah Taala
ليس العلم عن كثرة الحديث ولكن العلم خشية الله
“Bukanlah ilmu dengan banyaknya hadits yang diriwayatkan akan tetapi ilmu sebenarnya adalab takut kepada Allah.”
Waki’ berkata:
استعينوا على الحفظ بترك المعصية
“Mintalah tolong untuk hafalan dengan meninggalkan Maksiat.”
شكوت إلى وكيع سوء حفظي فأرشدني إلى ترك المعاصي فإن العلم نور ونور الله لا يعدى للعاصي
“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”
5. Semangat yang kuat dalam menuntut ilmu
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran:133).
احرص على ما ينفعك
“Bersungguh-sungguhlah untuk yang bermanfaat untukmu.”
– Ilmu tidak didapatkan dengan bermanja-manja.
– Yahya bin abi katsir rahimahullah:
لا ينال العلم براحة الجسم
“Ilmu tidak didapat dengan berlehq-leha badan”.
Dan perkataan ini disebutkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahih muslimnya padahal beliau mensyaratkan tidak memasukkan hadits di dalam kitab shahihnya kecuali hadits nabi yang shahih, beliau mensyaratkan tidak menyebutkan perkataan shahabat atau tabii, tetapi kenapa disebutkan perkataan Yahya bin Abi Katsir ini, karena sebagai bentuk hiburan bagi Imam Muslim setelah keletihan mengumpulkan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan hadits tentang waktu salat, maka beliu memuat perkataan Yahya bin Abu Katsir tadi.
– Kisah Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mush’ab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan.
– Mush’ab bin Zubair ingin menjadi gubernur Irak dan menikahi dua wanita cantik disana dan terbukti.
– Abdul Malik bin Marwan ingin menjadi khalifah dan terbukti
– Urwah bin Zubair ingin menjadi ahli ilmu
– Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma ingin masik surga, dan terbukti semuanya mendapatkan yang diinginkan. Ini menunjukkan semangat yang kuat.
6. Beradab terhadap Ustaz/guru
– mendoakan ustaz/guru
– Memuji ustaz/guru di depan khalayak
– Tidak menyulitkan ustaz dan gurunya, Kisah Al Qasim bin Sallam menunggu gurunya di depan rumah tanpa mengentuk pintu agar tidak mengganggu guru/ustaz.
Ditulis oleh:
Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary
Tahil Ilmi (Pekan Perkenalan)
Pesantren Intan Ilmu, Batola Kalsel
Rabu, 27 Zulkaidah 1442 H