TELADAN DALAM BER-MUJAHADAH
Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam adalah teladan hamba dalam ber-mujahadah yaitu bersungguh – sungguh dalam melakukan kebaikan dan ketaatan. Hal tersebut dibuktikan dengan kualitas dan kuantitas ibadah beliau kepada Allah ta’ala. Salah satu hadits yang menunjukkan akan hal tersebut adalah hadits dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata:
اذه ُنعْصتَ ل :هل ُلقفع ،هامدق َتطَّفَ َّط ليللا نم ُوقيع ناكَتطلَس هيلع عل ىطلَ ينلاط نَط نوكَت نَ ََّب لتفَ :لاق !؟ََّط امس َتبِنذ نم ُدقَط ام َل ل َتَتَت دقس ،ل لوَرت ي !؟اروكشر ادِعر
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ketika shalat malam di sebagian malam, beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak. Lalu saya (Aisyah radhiallahu ‘anha) berkata padanya: “Mengapa engkau berbuat demikian, ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?!” Sedangkan Allah telah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang?!”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidakkah aku boleh senang untuk menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?!” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pernyataan kedua kaki Rasulullahu shalallallahu ‘alaihi wasallam bengkak disebabkan karena shalat, ini menunjukkan bahwa beliau memiliki tingkat mujahadah yang tinggi dalam beribadah, dan juga membuktikan tingginya tingkat keimaman beliau.
Di antara kebiasaan orang-orang shaleh adalah menghidupkan malam dengan shalat malam, sebagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallama bersabda:
يرَكتَ س مِاب نع يٌاهنمست لااَ لب لى يٌبَعق س ،َكعتلِق نتلابْلاط ُعصََت عهطنَف ،ليبطللا ُايقبب َكيلعع دبَلات نع ِابدللط يٌََّمست ،ِائبّبيَللّب
“Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang sholih sebelum kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan, mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan” (HR. Tirmidzi dan lainnya, dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani).
Dan shalat malam adalah adalah kebiasaan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, terkadang beliau shalat di mayoritas malam, terkadang setengah malam, dan terkadang sepertiga malam bahkan sampai kedua kaki beliau bengkak disebabkan karena lamanya beliau berdiri, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits di atas.
Di antara sahabat yang menyaksikan lamanya shalat beliau adalah Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata:
َتلطيُع مُ النطيبّ َلطى لع عليه سَلطَت ليلٌر فأطالت القياُت َّط متْصُع بمَء َوِء! قبيلت سما متْتُت بهب؟ قالت: متْصُع َنص َْصلبَت ستََتعتهع.
“Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau memanjangkan saat berdiri sampai aku berkehendak untuk melakukan perkara jelek. Ditanyakan kepada Ibnu Mas’ud apa perkara jelek tersebut? Ibnu Mas’ud berkata: Aku berkeinginan untuk duduk dan meninggalkan beliau (shalat). (HR. Bukhari dan Muslim.).
Semua ini membutuhkan mujahadah yang tinggi dalam pelaksanakannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Inilah teladan kita, maka sebagai umatnya hendaknya setiap hamba terus berusaha untuk mencontohnya terutama dalam mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Allah berfirman:
لتقتدصكتانت لتكعَص بِ رتَعولب اّطب َعَصوتٌي َتَتنتٌي لبْتنصكتانت يَتَصْعو اّطت ستالصيَتوصُت اْصّبَت ستذتكتَت اّطتكتبثررا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Nama Allah.” (QS. Al-Ahzaab: 21).
Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam meniti jalan kebenaran sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Ditulis oleh Ustaz Arif Usman Anugraha, Lc Hafizhahullah
Dalam kajian Kitab Riyadhus Shalihin Hadist No.98