Sebagaimana dalam diri setiap manusia terdapat ruh yang dengannya ia bisa bergerak dan beraktivitas, maka ruh dalam pesantren adalah keikhlasan yang dapat menggerakkan segala macam aktivitas bermanfaat, yang membuahkan keunggulan, keamanahan dan akhlak mulia, baik dalam diri pesantren pada umumnya ataupun setiap individu yang berada di dalamnya.
A. Pengertian Ikhlas
1. Jika diliat dari sisi kepada siapa ia memperuntukkan amalan tersebut, maka ikhlas adalah:
- Tidak menuntut seseorang yang melihat amalnya kecuali Allah;
- Tidak mencari seseorang yang memberi ganjaran atas amalnya kecuali Allah.
2. Jika dilihat dari pengawasan diri, maka ikhlas adalah selarasnya amalan saat sendirian atau dilihat orang
B. Tanda keikhlasan
1. Lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dibandingkan apa yang dicintainya, baik manusia atau harta benda;
Sebagaimana Allah berfirman,
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Katakanlah: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24).
2. Berkorban dengan apa yang dicintainya, seperti: orang tua, anak, saudara, istri, keluarga, harta, perdagangan, tempat tinggal.
Allah berfirman,
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS Ali Imran: 92).
3. Berkorban lebih besar
Sebagaimana orang-orang yang berinfaq sebelum Fathu Makkah jauh lebih besar keutamaannya dari pada yang berinfaq setelah Fathu Makkah disebabkan karena pengorbanan mereka jauh lebih besar.
Allah berfirman,
لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid : 10).
4. Lebih mendahulukan amalnya kepada Allah dibandingkan dirinya sendiri.
Allah berfirman,
وَٱلَّذِينَ تَبَوَّءُو ٱلدَّارَ وَٱلْإِيمَٰنَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِى صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ أُوتُوا۟ وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9).
Mengingat akan hal di atas maka:
1. Yang ingin mencari dunia di pesantren, silakan angkat kaki dari pesantren;
2. Pesantren bukan perusahaan yang ada waktu jam kerjanya;
3. Jangan mencari kehidupan di pesantren akan tetapi hidupkanlah pesantren.
Dirangkum dari pengarahan pimpinan Pesantren Intan Ilmu Ustaz Ahmad Zainuddin Al Banjary, Lc pada hari senin 1 Rabiul Akhir 1442H setelah sholat dzuhur di masjid Umar bin Khattab komplek Pesantren Intan Ilmu Barito Kuala Kalimantan Selatan.